HARTABUTA :
Ahad, 27-10-2024.
Topik :
- Sunan Kudus Sayyid Ja'far Shoodiq & Dzurriyyahnya.
- Panembahan Kudus bin Sunan Kudus.
- Sayyid Amiir Hasan (Panembahan Kudus) bin Sunan Kudus.
- Sayyid Amiir Hasan (Sunan Nyamplungan), Pulau Karimunjawa bin Sunan Muria bin Sunan Kalijogo Raden Syahiid.
Sebagai pemimpin Trenggalek di masa pasca Perang Diponegoro, Kanjeng Jimat dikenal gigih membela hak-hak rakyat dari penindasan penjajah Belanda. Perjuangan ini membuat namanya semerbak harum hingga hari ini bahkan mungkin sepanjang masa.
Bagi masyarakat Trenggalek, perjuangan Kanjeng Jimat begitu melegenda dan menjadi dongeng yang diceritakan turun temurun. Kanjeng Jimat dicatat sebagai pahlawan oleh masyarakat Trenggalek karena heroisme perjuangannya membela petani di zaman penjajahan Belanda.
Merujuk catatan sejarah, Kanjeng Jimat yang bergelar Raden Mangun Negoro adalah Bupati pertama di Trenggalek. Kanjeng Jimat memimpin Trenggalek 200 tahun setelah Menak Sopal, bapak pertanian Trenggalek, yang membabat rawa-rawa menjadi permukiman sehingga bisa ditempati masyarakat Trenggalek.
Sebagai pemimpin, Kanjeng Jimat sangat memikirkan kepentingan rakyat. Dia berjuang karena tidak rela rakyatnya ditindas oleh kompeni Belanda. Kala itu setelah Perang Jawa selesai, Belanda menjadi penyewa tanah di Trenggalek dan mereka bertindak sewenang-wenang kepada rakyat di sana.
Bahkan kala itu, Belanda juga sempat ingin menghapus daerah Trenggalek. Melihat rencana Belanda itu, Bupati Kalangbret Raden Mangun Dirono (Ayah Kanjeng Jimat) mendesak puteranya yakni Raden Mangun Negoro untuk mempertahankan Trenggalek. Upaya ini berhasil dan R Mangunnegoro II kemudian menjadi bupati di daerah itu.
Keberanian Raden Mangun Negoro dalam melawan penindasan kompeni ini membuatnya mendapat gelar lain yakni Kanjeng Jimat. Gelar ini disematkan karena selain berani menantang penjajah, Raden Mangun Negoro juga dikenal memiliki kesaktian dan ilmu kanuragan yang tidak dimiliki banyak orang. Menurut tutur leluhur, Belanda kewalahan menghadapi Raden Mangun Negoro yang kebal senjata api dan cakap dalam tata pemerintahan.
Sejarawan Ferry Riyandika mengatakan, banyak tokoh di tanah Jawa yang mendapatkan julukan Kanjeng Jimat. Julukan ini disematkan bagi tokoh atau pemimpin yang memiliki linuwih (kelebihan). Linuwih itu bisa berupa kekuatan, kesaktian atau kelebihan-kelebihan lain yang tidak dimiliki banyak orang.
“Jelasnya Kanjeng Jimat itu julukan untuk orang yang memiliki linuwih. Bisa itu kekuatan, kesaktian dan kelebihan kelebihan yang tidak sembarang orang punya. Di Blitar juga ada tokoh yang dijuluki Kanjeng Jimat, Nganjuk juga ada, Pacitan juga ada. Kanjeng Jimat orang yang punya jasa dan pengaruh besar untuk peradaban yang dipimpinnya. Tokoh dengan julukan Kanjeng Jimat ini identik dengan nama besar, berkharisma dan kiprahnya melegenda, pemimpin yang memiliki kelebihan,” kata Ferry.
Berdasar garis keturunan ini, Bupati Raden Mangun Negoro memiliki keturunan yang kemudian menjabat Bupati Trenggalek selanjutnya. Bahkan ada keturunannya yang menjadi Bupati Nganjuk (R Sosro Kusumo), Tulungagung (R Purbo Widjojo)hingga Ponorogo.
Jika ditarik ke atas, Kanjeng Jimat Trenggalek atau Raden Mangun Negoro adalah putro wayah kelima dari Raja Mataram Sri Susuhunan Pakubuwono I. Dari garis silsilah ini ada putro wayah satu garis keturunan dengan Raden Mangun Negoro yang menjadi Bupati Mojokerto (RA Tjondro Kusumo) dan Bupati Sidoarjo (RM Tjondro Negoro).
Bupati Raden Mangun Negoro meninggal dunia pada 1842. Salah satu kiprahnya yang tidak dilupakan adalah peranannya saat menyembunyikan putra Pangeran Diponegoro ketika sang pangeran dan keluarganya dikejar pasukan Belanda dalam Perang Jawa.
[27/10 18.35] R. Riasto - Reza Surabaya Group Kajian Silsilah Mojopahit: Ada kesalahan literasi yang menugaskan mangunnegoro 2/ eyang Kanjeng jimat ke Trenggalek romonipun mangunnegoro 1 ,, sanesipun RM mangundirono
[27/10 19.50] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh
[27/10 19.51] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Apakah Jenengan juga Dzuriyah Beliau?
[27/10 19.52] +62 877-5...-7...: Njih kg
[27/10 19.52] +62 877-5...-7...: Melalui syid sedo bulangan
[27/10 19.55] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Masyaallah 🥰
[27/10 19.58] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Masyaallah ☺️
[27/10 19.59] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Ke atasnya sampai siapa Gus ?
[27/10 20.46] +62 877-5...-7...: Panembahan kali
[27/10 20.49] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Masyaallah 🥰
[27/10 20.50] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Apa mungkin Panembahan Kali itu sama dengan Panembahan Qodhi ?
[27/10 20.52] +62 877-5..,-7...: Kurang faham jg sy kg
[27/10 20.54] M. H. Fahreza Tuban: 72. Sunan Kudus
krama ping têlu, olèh:
I. Putrane Kyai Agêng Kalipodhang,
II. Putrane Adipati Têrung,
III. Putrane Adipati Kêndhuruan, pêputra wolu:
I. Saka Kalipodhang:
1. Nyai Agêng Pambayun.
2. Panêmbahan Kali, adêdalêm ing Păncawati: tanah Dêmak, kasêbut nama Panêmbahan
Păncawati, barêng anggêntèni kang rama: kasêbut nama Panêmbahan Kudus.
3. Pangeran Pakaos,
4. Pangeran Gêgênêng,
[27/10 20.55] +62 877-5...-7...: Di demak mmg ada nama desa poncowati
[27/10 20.56] +62 877-5...-7...: Krn lidah org demak, berubah mjd cuwati
[27/10 20.57] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Itu berdasarkan manuskrip apa Gus ?
[27/10 20.58] M. H. Fahreza Tuban: Dari Sajarah Dalem Pangiwa lan
Panengen
Ki Padmasusastra (1902)
[27/10 20.59] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Berarti klo sama dengan Panembahan Kudus... Apa mungkin nama aslinya Amir Hasan
[27/10 21.00] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Matur nuwun Gus
[27/10 21.08] +62 877-5...-7...: Syarif amir hasan.. jgn sampai tertukar dg sunan nyamplungan
[27/10 21.08] +62 877-5...-7...: Ketika kliru.. maka sunan nyamplungan mjd anak dr sunan kudus
[27/10 21.09] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Iya, berbeda
Amir Hasan ( Sunan Nyamplungan)
Amir Hasan ( Panembahan Kudus)
Beda orang
[27/10 21.10] +62 877-5...-7...: Beda org ketika tertukar yg bhya
[27/10 21.11] +62 877-5...-7...: 9 Putra-putri Sunan Kudus
1. Syekh Amir Hasan Sunan Nyamplungan
2. Nyai Ageng Pembayun
3. Syekh Amir Hamzah Panembahan Palembang
4. Syekh Sholeh Panembahan Pekaos
5. Syekh Burhanuddin Abdurrahman Panembahan Qodi
6. Syekh Ali Panembahan Karimun Palembang
7. Pangeran Joko
8. Ratu Pakojo
9. Ratu Prodobinabar
9 nama putra-putri Sunan Kudus ini sudah nama Mutlak artinya tidak bisa ditambah dan tidak bisa dikurangi. Siapapun yg menasabkan leluhurnya ke Sunan Kudus harus melalui 9 nama anak-anak beliau, jika tidak wajib diteliti ulang atau langsung dibatalkan.
[27/10 21.12] +62 877-5252-7257: Ini buktinya ketika tertukar
[27/10 21.12] +62 877-5...-7...: Ngeyel pula
[27/10 21.13] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Iya benar... Itulah mengapa banyak catatan yang membingungkan karena kurang disertai penjelasan
[27/10 21.13] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Itu Nemu dimana
[27/10 21.13] +62 877-5...-7...: Gus ..
[27/10 21.13] +62 877-5...-7...: Repot kg
[27/10 21.14] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Coba tanyain dapat dari mana
[27/10 21.14] +62 877-5...-7...: Sbntr kg
[27/10 21.15] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Jelaskan berani gak ?
Klo Amir Hasan itu ada 2
Klo yang bin Sunan Kudus itu yang Panembahan Kudus
Klo Sunan Nyamplungan itu bin Sunan Muria
[27/10 21.18] +62 877-5...-7...: Sunan Ngudung/Syekh Sabil.
Bukan Ustman Haji, karena jika Sunan Ngudung itu Ustman Haji berarti menikah dg saudari nya sendiri. Jadi gak mungkin kalau Sunan Ngudung itu Ustman Haji
[27/10 21.18] +62 877-5...-7...: Mustahil jika Ayah Sunan Kudus adalah Utsman Haji bin Fadhol Ali Murtadho. Karena Ibunya Sunan Kudus adalah Nyai Ageng Manyuran binti Fadhol Ali Murtadho.
Masak menikah sama saudaranya sendiri
[27/10 21.18] +62 877-5...-7..
: Ini sy setuju kg
[27/10 21.19] +62 877-5...-7...: Ini kata gus itu
[27/10 21.19] +62 877-....-7...: Ini juga
[27/10 21.19] +62 877-5...-7...: Manyuran kok bin ali murtadho
[27/10 21.19] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Itu debat dengan siapa
[27/10 21.20] +62 877-5...-7...: Temen gus
[27/10 21.20] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Biar gak disebarkan
[27/10 21.20] +62 877-5...-7...: Manuskrip zam zami katanya kg
[27/10 21.21] +62 877-5...-7...: Coba ini cek silang dg yg d atas kg
[27/10 21.21] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Yang mana ?
[27/10 21.22] +62 877-5...-7...: Cek silang Dg ini..
[27/10 21.23] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Klo asumsi ini aku setuju, tapi juga harus dicek dulu Sayyid Ali Murtadho menikah dengan siapa ? Kok bisa punya putri Nyi Ageng manyuro ??
[27/10 21.24] +62 877-525...-7..m: Manyuran itu binti s ampel kg
[27/10 21.24] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Saya barusan juga tanya dari jalur trah Panembahan Palembang juga jawabannya sama
Nama ibunya Sunan Kudus menurut catatannya itu NYI Ageng Manyuro
[27/10 21.25] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Bentar saya cek dulu
[27/10 21.27] +62 877-5...-7...: Betul.. tp binti s ampel
[27/10 21.27] +62 877-5...-7...: Bukan binti ali murtadlo
[27/10 21.28] +62 877-5...-7...: Saka Nyai Agêng Mênila:
3. Ratu Jumantên, krama olèh Radèn Patah kang jumênêng sultan ing nagara Dêmak kang kapisan, Ratu Jumantên banjur pindhah nama Ratu Panggung.
4. Ratu Jumêrut, krama olèh Kyai Agêng Bata,
putrane Arya Pamot ing Tuban, Ratu Jumêrut banjur kasêbut nama Nyai Agêng Tuban.
5. Ratu Wêrdi, ngalih nama Ratu Mas Taluki, krama olèh Pangeran Kalipah Khaji Ngusman, putrane Raja Pandhita Ngali Murtala ing Garêsik, Pangeran Kalipah Khaji Ngusman, banjur adêdalêm ana ing pulo Moloko, Ratu Mas Taluki banjur kasêbut nama Nyai Agêng Moloko, banjur pindhah adêdalêm ana ing Tuban, amartapa ana ing Gunung Danaraja.
6. Ratu Wilis, ngalih nama Ratu Mas Saruni, krama olèh Pangeran Kalipah Nuraga, kang rayi Pangeran Kalipah Kaji Ngusman, Pangeran Kalipah Nuraga adêdalêm ana ing Tandhês, Ratu Mas Saruni kasêbut nama Nyai Agêng Tandhês.
7. Pangeran Makdum Ibrahim, nama Sunan Wadat Anyakrakusuma, adêdalêm ing Bonang, kasêbut nama Sunan Bonang, sabab ênggone ngaluwat malêbu ana guwagarbane kêbo lanang. Barêng kobongan, pindhah adêdalêm ana ing desa Kumuning, ora lawas banjur
adêdalêm ana ing Tuban, lawas-lawas anggêntèni kang rama adêdalêm ana ing Ngampèldênta banjur dadi pangulu gêdhe ana ing nagara Dêmak.
8. Pangeran Musakèh Mukhamad, nama Sunan Mufti, adêdalêm ana ing Darajat, kasêbut nama Sunan Darajat, ngalih dalêm ana ing Cirêbon, seda sinare ana ing Kaliapu tanah Cirêbon.
Saka garwa pawingking:
9. Sèh Sahmut, nama Pangeran Tumras, adêdalêm ing Sapanjang, kasêbut nama Pangeran Sapanjang.
10. Sèh Kanjah, nama Pangeran Tumampêl, adêdalêm ing Lamongan, kasêbut nama Pangeran Lamongan.
11. Sèh Randhêh, nama Pangeran Orangayu, adêdalêm ana ing Wanakrama, kasêbut nama Pangeran Wanakrama.
12. Nyai Agêng Mandara.
13. Nyai Agêng Amadarum.
14. Nyai Agêng Suwiyah.
70. Nyai Agêng Manyura
pêputra têlu:
1. Nyai Agêng Sampang, krama olèh Kyai Agêng Sampang, putrane Lêmbupêtêng ing Madura.
2. Nyai Agêng Manyuran, krama olèh Sunan Ngudung, putrane Kalipah Kusèn, kang patutan saka putrane Arya Baribin, ing Madura, dadi gawan olèh padha gawan.
3. Pangeran Manyura.
71. Nyai Agêng Manyuran
pêputra:
1. Sunan Kudus.
[27/10 21.30] +62 877-5...-7...Ini ada nama nyai ageng manyuran
[27/10 21.30] +62 877-5...-7...: Gmn pmhamanny kg
[27/10 22.04] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: 1. Sayyidah Fatimah ( NYI Ageng Manyuro ) binti Sunan Ampel
Menikah dengan Pangeran Ibrahim karangkemuning
Kemudian menikah lagi dengan Khalifah Husen
[27/10 22.06] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Berarti anak Gawan semua dua" nya
[27/10 22.09] ~ Salman Al Fawadan Pekalongan-Group Kajian Silsilah Leluhur: Artinya NYI Ageng manyuran anak dari suami pertamanya Sayyidah Fatimah
Begitu pula
Sunan ngudung juga anak Khalifah Husen dari istri sebelumnya
Karena Khalifah Husen menikah dengan Sayyidah Fatimah ( NYI Ageng Manyuro )
[27/10 22.15] +62 877-5...-7...: Coba d buatkan bagan silsila kg
[27/10 22.35] +62 812-8...-9...: Sama dengan ini ya?
و الحمد للّه ربّ العالمين
صلّى اللّه على محمّد
0 comments:
Post a Comment