Friday 14 January 2022

Sunan Giri bin Asy Syaich Maulanaa Ishaaq Al Azmatkhan Al Husainii + Dewi Sekardadu binti Prabu Minak Sembuyu Blambangan

Hartabuta :

Jum'ah, 14-1-2022.

Catatan SUHU :

1. Silsilah Jalur Ayah :

Eyang Sunan Giri Joko Samudro 'Ainul Yaqiin Prabu Satmoto, Kebomas-Gresik-Jawa Timur bin

Asy Syaich Sayyid Maulanaa Ishaaq Al Azmatkhan Al Husainii bin

Asy Syaich Sayyid Jumaadil Kubroo Al Azmatkhan Al Husainii.

2. Silsilah Jalur Ibu :

Eyang Dewi Sekardadu bin Prabu Minak Sembuyu Blambangan-Banyuwangi-Jawa Timur (Dzurriyyah Kerajaan Mojopahit). 

3. Isteri Sunan Giri :

Eyang Dewi Murthosyiyyah binti Sunan Ampel Raden 'Alii Rohmatullooh Al Azmatkhan Al Husainii (Keponakan Kandung dari Asy Syaich Sayyid Maulanaa Ishaaq Al Azmatkhan Al Husainii + Eyang Nyi Ageng Manilo Condrowati binti Adipati Tuban Aryo Tejo II (Sayyid 'Abdur Rohmaan) bin Asy Syaich Sayyid Jalaaluddiin Gresik-Jawa Timur (Suami dari Eyang BRA Aryo Tejo binti Adipati Tuban Raden Aryo Adhikoro - Dzurriyyah Adipati Tuban Raden Aryo Adhikoro Ronggolawe).

Sumber :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Giri

🔽

Sunan Giri

Walisongo Pendiri Giri Kedaton

Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan.

Pelajari selengkapnya

Artikel ini mungkin mengandung riset asli.

Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa yang pengaruhnya bahkan sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudro. Ia lahir di Blambangan tahun 1442, dan dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.


Silsilah Sunting

Berkas:Komplek pemakaman Sunan Giri.jpg

Pemakaman Sunan Giri


Tangga dan candi bentar masuk ke pemakaman Sunan Giri pada tahun 1932

Beberapa babad menceritakan pendapat yang berbeda mengenai silsilah Sunan Giri. Sebagian babad berpendapat bahwa ia adalah anak Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah. Maulana Ishaq diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit.


Pendapat lainnya yang menyatakan bahwa Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandy (Ibrahim Asmoro), Maulana Ishaq, dan Ainul Yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi Hadramaut.


Dalam Hikayat Banjar, Pangeran Giri (alias Sunan Giri) merupakan cucu Putri Pasai (Jeumpa?) dan Dipati Hangrok (alias Brawijaya VI). Perkawinan Putri Pasai dengan Dipati Hangrok melahirkan seorang putera. Putera ini yang tidak disebutkan namanya menikah dengan puteri Raja Bali, kemudian melahirkan Pangeran Giri. Putri Pasai adalah puteri Sultan Pasai yang diambil isteri oleh Raja Majapahit yang bernama Dipati Hangrok (alias Brawijaya VI). Mangkubumi Majapahit masa itu adalaha Patih Maudara.


Kisah Sunting

Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka ia dipaksa ayahandanya (Prabu Menak Sembuyu) untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu. Lalu, Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut/selat Bali sekarang ini.


Versi lain menyatakan bahwa pernikahan Maulana Ishaq-Dewi Sekardadu tidak mendapat respon baik dari dua patih yang sejatinya ingin menyunting dewi sekardadu (putri tunggal Menak sembuyu sehingga kalau jadi suaminya, merekalah pewaris tahta kerajaan. Ketika Sunan Giri lahir, untuk mewujudkan ambisinya, kedua patih membuang bayi sunan giri ke laut yang dimasukkan ke dalam peti.[butuh rujukan]


Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) - yakni sabar dan sobir - dan dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi tersebut Joko Samudro.


Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudro dibawa ibunya ke Ampeldenta (kini di Surabaya) untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid kesayangannya itu. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya beserta Makdhum Ibrahim (Sunan Bonang), untuk mendalami ajaran Islam di Pasai. Mereka diterima oleh Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayah Joko Samudro. Di sinilah, Joko Samudro yang ternyata bernama Raden Paku mengetahui asal-muasal dan alasan mengapa dia dulu dibuang.


Pendidikan dan Pengembangan Keilmuan Sunting

Menurut Hoesein Djajadiningrat dalam Sadjarah Banten (1983), Nyai Pinatih adalah janda kaya raya di Gresik, bersuami Koja Mahdum Syahbandar, seorang asing di Majapahit. Nama Pinatih sendiri sejatinya berkaitan dengan nama keluarga dari Ksatria Manggis di Bali (Eiseman, 1988), yang merupakan keturunan penguasa Lumajang, Menak Koncar, salah seorang keluarga Maharaja Majapahit yang awal sekali memeluk Islam.[1]


Bayi yang tersangkut di kapal itu diambil oleh awak kapal dan diserahkan kepada Nyai Pinatih yang kemudian memungutnya menjadi anak angkat. Karena ditemukan di laut, maka bayi itu dinamai Jaka Samudra. Setelah cukup umur, Jaka Samudra dikirim ke Ampeldenta untuk berguru kepada Sunan Ampel. Menurut Babad Tanah Jawi, sesuai pesan Maulana Ishak, oleh Sunan Ampel nama Jaka Samudra diganti menjadi Raden Paku.


Dakwah dan kesenian Sunting

Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden 'Ainul Yaqin kembali ke Giri kemBabad Tanah Jawi dikisahkan bahwa Raden Paku dan Raden Mahdum Ibrahim pernah bermaksud pergi ke Mekkah untuk menuntut ilmu sekaligus berhaji. Namun, keduanya hanya sampai di Malaka dan bertemu dengan Maulana Ishak, ayah kandung Raden Paku. Keduanya diberi pelajaran tentang berbagai macam ilmu keislaman, termasuk ilmu tasawuf. Di dalam sumber yang dicatat pada silsilah Bupati Gresik pertama bernama Kyai Tumenggung Pusponegoro, terdapat silsilah tarekat Syathariyah yang menyebut nama Syaikh Maulana Ishak dan Raden Paku Sunan Giri sebagai guru Tarekat Syathariyah, yang menunjuk bahwa aliran tasawuf yang diajarkan Maulana Ishak dan Raden Paku adalah Tarekat Syathariyah.udian mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.


Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera (terutama bagian selatan) dan Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.


Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, di antaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.


Referensi Sunting

Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka Iman, 2016, 206.


Sunan Giri dan Keturunannya (Versi Lengkap) 


Sunan Giri dan Keturunannya - Lengkap


🔽


https://kanzunqalam.com/2011/02/11/sunan-giri-pendidik-yang-ahli-fiqih/



Kanzunqalam's Blog

Sunan Giri, Pendidik yang Ahli Fiqih

kanzunQALAM kanzunQALAM

11 tahun yang lalu

Iklan


Ketika Masjid Demak akan diresmikan, Sunan Kalijaga mengusulkan agar dibuka dengan pertunjukan Wayang Beber, yaitu gambar manusia yang dibeber pada sebuah kulit binatang. Namun usulan itu, tidak disetujui Sunan Giri, beliau mengusulkan agar Masjid Demak diresmikan pada saat hari jum’at sembari melaksanakan Shalat Jum’at berjamaah.


Setelah diadakan kompromi, peresmian akhirnya diawali dengan Shalat Jum’at, kemudian diteruskan dengan pertunjukan Wayang. Dimana Wayang yang ditampilkan, sudah terlebih dahulu dirubah bentuknya, sehingga lebih mirip karikatur daripada berbentuk manusia.


Sunan Kalijaga memberi tanda khusus pada momentum penting itu. Sunan Kalijaga, memberi nama pemimpin para dewa pewayangan sebagai Sang Hyang Girinata, yang sebenarnya bermakna “Sunan Giri yang menata”.





Riwayat dan Keturunan Sunan Giri


Sunan Giri merupakan nama salah seorang Wali Songo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Beliau dilahirkan di Blambangan (Sekarang Banyuwangi) pada tahun 1442 Masehi, yang bertepatan dengan tahun 1365 Saka.


Beliau adalah anak dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu putri dari Raja Menak Sembuyu (Penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit).


Adapun Nasab Sunan Giri, sebagai berikut :


Sunan Giri bin Maulana Ishaq bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Maulana Husin Jumadil Kubro bin Ahmad Syah Jalaluddin bin ’Abdullah Azmatkhan bin Abdul Malik Azmat Khan bin ‘Alwi ‘Ammil Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin ‘Ali Khali Qasam bin ‘Alwi Shohib Baiti Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shaouma’ah bin ‘Alwi al-Mubtakir bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin ‘Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin ‘Ali Al-’Uraidhi bin Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.


Sunan Giri disebutkan memiliki dua orang istri, yaitu Dewi Murtasiah binti Sunan Ampel dan Dewi Wardah binti Ki Ageng Bungkul.


Melalui istrinya Dewi Murtasiyah, Sunan Giri memiliki delapan anak, yaitu :


1. Ratu Gede Kukusan


2. Sunan Dalem.


3. Sunan Tegalwangi.


4. Nyai Ageng Seluluhur


5. Sunan Kidul


6. Ratu Gede Saworasa


7. Sunan Kulon (Panembahan Kulon)


8. Sunan Waruju


Sementara dari Dewi Wardah, beliau memiliki dua anak bernama : Pangeran Pasirbata dan Siti Rohbayat.


Menurut Serat Centini, Sunan Giri digantikan oleh putranya yang bernama Sunan Dalem (Maulana Zainal Abidin), yang memiliki 10 orang anak, yaitu :


01. Sunan Sedamargi


02. Sunan Prapen Adi


03. Nyai Ageng Kurugangurun


04. Nyai Ageng Kulakan


05. Pangeran Lor


06. Pangeran Dheket


07. Pangeran Bongkok


08. Nyai Ageng Waru


09. Pangeran Bulu


10. Pangeran Sedalaut.


Berdasarkan beberapa sumber catatan Genealogy, Sunan Giri merupakan salah satu Leluhur Pendiri Kerajaan di Kesultanan Palembang, Kesepuhan Cirebon, Kanoman Cirebon, Keraton Jogja, Keraton Surakarta, Mangkunegara dan Paku Alaman, sebagaimana bisa terlihat pada Silsilah berikut :


1. Sunan Giri

1.1. Sunan Dalem Wetan / Zainal Abidin

1.1.1. Sunan Sedo Ing Margi / Pangeran Wiro Kesumo Cirebon


1.1.1.1. Pangeran Adipati Sumedang (dalam versi Tuan Guru Faqih Jalaluddin adalah Maulana Abdullah Pangeran Adipati Sumedang Negara bin Maulana Ali Mahmud Nuruddin Pangeran Wiro Kusumo bin Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri,


1.1.1.1.1. Tumenggung Manco Negoro # Nyai Gede Pembayun

1.1.1.1.1.1. Pangeran Sedo Ing Pasarean

1.1.1.1.1.1.1. Pangeran Mangkurat Sedo Ing Rejek

1.1.1.1.1.1.2. Sultan Abdurrahman (Kesultanan Palembang)

1.1.1.1.1.1.3. Kyai Mas Tumenggung Yudapati


1.1.2. Sunan Prapen (Maulana Muhammad)

1.1.2.1. Raden Ayu Ledah # Ki Ageng Gribig II

1.1.2.1.1. Ki Ageng Gribig III (Maulana Sulaiman)

1.1.2.1.1.1. Demang Jurang Juru Sapisan

1.1.2.1.1.1.1. Demang Jurang Juru Kapindo

1.1.2.1.1.1.1.1. Kyai Ilyas

1.1.2.1.1.1.1.1.1. Kyai Murtadha

1.1.2.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Muhammad Sulaiman

1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Abu Bakar

1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)


1.1.2.2. Sunan Kawis Guwo

1.1.2.2.1. Panembahan Giri

1.1.2.2.1.1. Nyai Anom Besari # Kyai Anom Besari

1.1.2.2.1.1.1. Ki Ageng Muhammad Besari


1.1.2.2.1.1.1.1. Nyai Ageng Basyariyah # Ki Ageng Basyariah / Raden Mas Bagus Harun

1.1.2.2.1.1.1.1.1. Nyai Muhammad Santri # Kyai Muhammad Santri

1.1.2.2.1.1.1.1.1.1. Kyai Ma’lum Buntoro

1.1.2.2.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Mustaram

1.1.2.2.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Ilyas

1.1.2.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Nafiqah # KH. Hasyim Asy’ari

1.1.2.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. KH. Wahid Hasyim

1.1.2.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur)


1.1.2.2.1.1.1.2. Kyai Muhammad Ilyas

1.1.2.2.1.1.1.2.1. Kanjeng Kyai Kasan Besori (Raden Hasan Bashori)

1.1.2.2.1.1.1.2.1.1. RMA. Tjokronegoro

1.1.2.2.1.1.1.2.1.1.1. RM. Tjokroaminoto (Cokroaminoto)

1.1.2.2.1.1.1.2.1.1.1.1. Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto


1.1.2.2.1.1.1.2.1.2. Kyai Hasan Anom

1.1.2.2.1.1.1.2.1.3. Kyai Khalifah

1.1.2.2.1.1.1.2.1.3.1. Nyai Sulaiman # R.M. Sulaiman Djamaluddin (Cirebon)

1.1.2.2.1.1.1.2.1.3.1.1. Kyai Archam Anom Besari

1.1.2.2.1.1.1.2.1.3.1.1.1. Kyai R. Santosa Anom Besari

1.1.2.2.1.1.1.2.1.3.1.1.1.1. KH. Zainuddin Fananie (Pendiri Gontor)

1.1.2.2.1.1.1.2.1.3.1.1.1.2. KH. Ahmad Sahal (Pendiri Gontor)

1.1.2.2.1.1.1.2.1.3.1.1.1.3. KH. Imam Zarkasyi (Pendiri Gontor)


1.1.3. Ki Ageng Saba

1.1.3.1. Nyai Sabinah # Ki Ageng Pemanahan

1.1.3.1.1. Panembahan Senapati

1.1.3.1.1.1. Panembahan Hanyakrawati

1.1.3.1.1.1.1. Sultan Agung

1.1.3.1.1.1.1.1. Sultan Amangkurat I

1.1.3.1.1.1.1.1.1. Sunan Pakubuwono I

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Amangkurat IV

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono I (Kraton Jogja)


1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono II

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono III

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Pangeran Diponegoro


1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.2. Sultan Hamengkubuwono IV

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1. Sultan Hamengkubuwono VI

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1.1. Sultan Hamengkubuwono VII

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono VIII

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono IX

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono X


1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.2. KGPAA Paku Alam I (Kraton Paku Alaman)

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1. KGPAA Paku Alam II

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1.1. KGPAA Paku Alam III

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1.1.1. Pangeran Soerjaningrat

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1.1.1.1. Ki Hadjar Dewantoro (Pendiri Taman Siswa)


1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.2. Pangeran Hario Mangkunegoro

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.2.1. KGPAA Mangkunegara I (Keraton Mangkunegara)


1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.3. Sunan Pakubuwono II (Keraton Surakarta)

1.1.3.1.1.1.1.1.1.1.3.1. Sunan Pakubuwono III


1.1.3.1.1.1.1.1.2. Nyai Panembahan Girilaya # Panembahan Girilaya Cirebon

1.1.3.1.1.1.1.1.2.1. Sultan Sepuh I (Kraton Kasepuhan Cirebon)

1.1.3.1.1.1.1.1.2.2. Sultan Anom I (Kraton Kanoman Cirebon)

1.1.3.1.1.1.1.1.2.3. Panembahan Tohpati


1.2. Panembahan Kulon (Sunan Kulon)

1.2.1. Nyai Gede Kedaton

1.2.1.1. Sunan Cendana

1.2.1.1.1. Nyai Komala

1.2.1.1.1.1. Nyai Tepi Sulasi

1.2.1.1.1.1.1. Kyai Abdul Azhim

1.2.1.1.1.1.1.1. Kyai Muharram

1.2.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Abdul Karim

1.2.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Hamim

1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Abdul Lathif

1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Kholil Bangkalan


(Sumber :djogdjaku, bataviase.co.id dan Maulana Husain, Pelopor Dakwah Nusantara).



silsilah dinasti sriwijaya giri


*) versi lain menyebutkan ibu dari Sayyid Ibrahim Asmoro, bernama Amira Fathimah binti Amir Husain bin Muhammad, berasal dari asia tengah (Samarkand)…


Dakwah Sunan Giri


Pada sekitar tahun 1487 Masehi, Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di perbukitan desa Sidomukti, Kebomas.


Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Konon Raja Majapahit dikarenakan khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan, memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan.


Pesantren Sunan Giri, kemudian berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, beliau juga disebut sebagai Prabu Satmata.


Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa.


Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18. Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau di Nusantara.


Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau. Beliau juga mengirimkan beberapa utusan dakwah, yang terdiri dari Pelajar, Saudagar, Nelayan, menuju pulau Madura, Bawean dan Kangean, bahkan sampai ke Ternate dan Haruku di kepulauan Maluku (Sumber : noenk CAHAYA).


Dalam keagamaan, Sunan Giri dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fiqih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pencipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung, yang bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.


Artikel Terkait

01. Sunan Kalijaga, Ulama Seniman

02. Maulana Husain, Pelopor dakwah Nusantara

03. Meninjau Kembali, Silsilah Kyai AHMAD DAHLAN (Muhammadiyah) ?

04. Dinasti Giri Kedaton dan Silsilah Presiden Indonesia : Sukarno, Suharto, BJ.Habibie, Gusdur, Megawati serta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)


Kategori: islam, kanzunQALAM, sejarah

Tag: agama, Artikel, berita, biografi, dakwah, giri, informasi, manusia, nusantara, peradaban, silsilah, tokoh

Sumber :  

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wali_Sanga

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Giri 

صلى الله على محمد 

Share:

0 comments:

Post a Comment